Jumat, 18 Juni 2010

tenanglah hatiku

tenanglah hatiku, karena angkasa tak mendengarkan.
tenanglah hatiku, karena eret dibebani dengan ratapan kesedihan. dia tak'kan melahirkan melodi dan nyanyianmu.
tenanglah hatiku, karena hantu-hantu malam tak menghiraukan bisikan rahasiamu dan arak-arakan bayangan tak berhenti di hadapan mimpi-mimpi.
tenanglah hatiku, tenanglah hingga fajar tiba karena dia yang menanti pagi dengan sabar akan menyambut pagi dengan kekuatan. dia yang mencintai cahaya, dicintai cahaya.
tenanglah hatiku dan dengarkan ucapanku.
tenanglah hatiku, karena langit memberontaki bau akis kematian dan tak bisa meminum napasmu.
dengarkan hatiku dan dengarkan aku bicara
"kemarin pikiranku adalah kapal yang ombang-ambing oleh gelombang laut dan digerakan oleh angin dari pantai ke pantai.
kapal pikiranku kosong kecuali untuk tujuh cawan yang dilimpahi dengan warna-warni cemerlang bagai warna-warni bianglala.
sang waktu datang ketika aku merasa jemu mengapung di atas permukaan laut dan berkata : aku akan kembali ke kapal kosong pikiranku menuju pelabuhan kota tempat aku dilahirkan"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar