Senin, 29 Maret 2010

posting kedua for "HIM"

waktu sebentar lagi akan menunjukkan pukul 00.00, sementara aku belum bisa menemukan kata-kata indah yang tepat untuk dikirimkan kepada seseorang yang berulang tahun. aku bingung, kenapa aku jadi mati kutu merangkai kata buat "dia"? bukankah dia telah menjadi bagian hidupku dan saksi beberapa peristiwa penting yang kualami? ataupun sebaliknya, aku merekam beberapa kisah dan kejadian, moment dan suasana hidupnya yang memang tidak terlalu banyak, namun aku jalani ini dengannya. tapi kini, kenapa sepenggal kata dan sebaris kalimat saja aku tak bisa kuciptakan untuk dia? ah, ternyata sukar juga memberikan terbaik kepada seseorang yang begitu dekat dengan kita. apakah aku mesti mensitir semua kata-kata indah para pujangga dan mengutip pernyataan bernas para penulis tenar untuk mewakili ucapanku kepadanya? dalam tenggat waktu yang tersisa hanya dua menit menjelang ulang tahunnya, kuputuskan untuk menulis sendiri kata-kata ucapanku. biar sederhana dan apa adanya, yang penting itu berasal dari karyaku sendiri. entah dia terima atau tidak, berkenan atau diabaikan, aku tetap membingkiskan padanya rangkaian kalimat yang kususun sendiri. meski dalam hati aku berharap, sekiranya bisa menjadi ucapan terindah, yang pernah diterimanya selama ulang tahun.

satu menit menjelang pukul 00.00 sebuah ucapan telah kurampungkan dalam pesan pendek di telepon genggamku. “Waktu berjalan tiada henti, mengiringi rembulan dan mentari, yang terbit nan tenggelam setiap hari, mengiringi usiamu yg terus bertambah setiap hari ke hari, hingga saat ini. selamat ulang tahun ^_^ karena kau tak bisa bersajak atau berpuisi maka aku hanya bisa berdoa untukmu, semoga hari ini bisa terulang lagi di sepanjang hidupmu :)" Sampai di sini, jumlah karakter yang tersedia dalam pesan pendek di telepon genggamku, akupun berhenti menulis pesan ucapan selamat ulang tahun yang aku rasa aneh, jadul dan norak itu.

aku tak tahu apa reaksi temanku saat membaca pesan pendek itu, aku penasaran, setelah aku pikir-pikir, rasanya tak adil mengharapkan sesuatu yang luar biasa dari sesuatu yang biasa-biasa saja. temanku mungkin akan membalas dengan penuh takzim seandainya aku bisa menulis kata-kata yang lebih berkenan, lebih sesuai dengan momen ulang tahunnya atau paling tidak berkaitan dengan harapan serta doanya.

’sahabat, ketika usia mulai bertambah, segala sesuatupun pasti bertambah, karna kita punya kecenderungan mengurangi atau menghabiskan sesuatu, semoga moment ulang tahun ini yang kurang bisa bertambah, yang sudah bertambah sekiranya terus bertambah, sehingga waktu hidup yang telah dan akan dilalui menjadi rangkaian penambahan anugerah dan tugas kehadiranmu di dunia ini’. dalam hati aku berharap semoga balasannya lebih dari sekadar terima kasih.

pada akhirnya aku memaafkan diriku sendiri yang tak bisa memberikan ucapan terbaik kepada dia itu. tapi bagiku memaafkan bukan berarti berhenti tanpa aksi memperbaiki apa yang telah aku lakukan. aku terus mencari, merangkai dan menuliskan sebuah ucapan selamat ulang tahun yang paling berkenan untuk seseorang ini. sepintas aku teringat tentang nasihat kejujuran dalam menyampaikan sesuatu kepada orang lain. apa yang dimulai dari hati akan sampai ke hati juga. dengan pertimbangan itu, di hari ulang tahunmu kali ini, engkau semakin berarti, meski ucapanku ini tak begitu berarti untukmu, tapi engkau selalu membuatnya berarti dalam hidupku. tetapkanlah hari-hari hidupmu untuk lebih berarti lagi bagi keluarga, sesama dan Tuhan. doaku menyertaimu. bukan balasan yang kuharapkan darimu, tapi ketika engkau menemukan adanya arti tertentu dalam moment ulang tahunmu itulah yang membahagiankan aku. bukan balasan, sekali lagi bukan balasan tapi bagaimana aku telah mengambil bagian dalam moment yang paling berarti dalam hidup seseoranglah yang menjadikan semuanya indah.

aku hanya bisa membingkiskan kata-kata, karna aku tak bisa memberikan kado. karna tak seorangpun memberi apa yang tak dimilikinya. dan saat ini, yang kupunya hanya kata :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar